Posted by DKT Peluang Usaha on Wednesday, October 1, 2014
Tak dapat dimungkiri,
divisi riset memang berperan penting dalam menentukan kebijakan suatu
perusahaan. Apalagi, bila berbicara soal proses pemasaran. Riset tentang
perilaku konsumen, tren di masyarakat, loyalitas konsumen dan
sebagainya. Namun seiring ‘menjamurnya’ perusahaan riset di Indonesia,
kredibilitas hasil penelitian pun sering dipertanyakan. Lalu, apa
solusinya?
“Seperti yang kita ketahui,
saat ini mulai menjamur lembaga riset di Indonesia. Beberapa
diantaranya pun hanya merekrut sejumlah mahasiswa lalu mengaku sebagai
lembaga riset. Yang kita pertanyakan tentu, seberapa besar kredibilitas
hasil riset mereka?” kata Direktur Pengelola Deka Research, Irma
Malibari.
Karena itu, Deka berusaha
‘berbeda’ dengan lembaga riset lain dengan meraih standar internasional
ISO 20252. “Dari awal berdiri, 16 tahun yang lalu, Deka berharap dapat
menjadi lembaga research yang memiliki kompetensi tinggi dan
dapat menawarkan hasil studi yang berkualitas. Deka merupakan lembaga
riset pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 20252.
Sebenarnya, ISO ini merupakan standarisasi kualitas internasional,
khusus untuk riset,” kata Irma lagi.
ISO 20252 sebagai
standarisasi global dirasa sangat penting karena berkaitan dengan
kehidupan sosial, politik dan proses pemasaran. Apalagi, hampir setiap
perusahaan membutuhkan proses riset, misalnya dalam lingkup consumers research. “ISO
menjadi sebuah ‘garis’ minimum yang menentukan kualitas suatu hasil
riset,” Irma menambahkan. Standarisasi minimum juga menunjukkan
profesionalitas.
Pada akhirnya pun, Deka
bisa meraih lebih banyak klien dari luar negeri karena ‘orang asing’
memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap lembaga riset lokal. “Memang
kami akui bahwa perusahaan asing memiliki requirements yang tinggi terhadap lembaga riset. Karena itu, ISO 20252 menjadi bukti kepada mereka tentang kualitas kami,” ujar Irma.
Dengan ISO 20252 yang
diakui secara internasional, Deka mampu ‘mempertahankan diri’ dari
serangan berbagai pihak yang mempertanyakan kualitas lembaga riset.
“Kami termasuk lembaga riset yang credible. Bukan karena klaim pribadi melainkan menunjukkan bukti dengan sertifikasi standar internasional ini,” tegas Irma.
Bagi
Deka, unsur kepercayaan konsumen merupakan hal penting bagi perusahaan.
Dengan ISO 20252, loyalitas konsumen terhadap layanan Deka pun dapat
dipertahankan. Meski menghabiskan waktu setahun untuk mendapatkan ISO
20252, Deka mengaku tidak kesulitan. Pasalnya, dari awal berdiri,
perusahaan telah menerapkan sistem internal yang terperinci.
“Standarisasi internasional ini mencakup banyak hal seperti saat
menerima konsumen hingga proses pelaporan hasil. Kami harus menaati
sistem yang dipatok ISO itu.”
Awalnya, beberapa pihak Deka merasa tidak nyaman karena aturan yang terlalu strick. “Tapi memang ada beberapa aturan dasar yang harus kami ikuti sehingga saya harus push semua
pihak untuk menaati standar yang diperlukan untuk meraih ISO 20252,”
kata Irma lagi. Karena ISO 20252 itu dievaluasi setiap enam bulan,
perusahaan harus konsisten untuk mempertahankan sertifikat ISO tersebut.
“Kami ingin menjadi lembaga riset lokal yang berkelas internasional.
Kedepannya tentu, kami harus berkomitmen dan konsisten dengan apa yang
kami lakukan saat ini,” kata Irma.
Sumber